Posts

Showing posts from July, 2009

Hari Pertama Masuk Sekolah

Image
Macet lagi - macet lagi Teman-teman, sekali lagi selamat datang kembali di sekolah ya.... Wah pokoknya hari ini seru banget deh. Suasana di sekolah heboh sejak pagi. Kenapa? Seperti biasanya tuhh.. temen-temen dari kelas 1, jumlahnya buuuuanyak? Ratusan. Lho kok bisa? Memangnya ada berapa kelas? Muridnya sih cuma 90 anak, atau 3 kelas tapi karena yang ngantar kebanyakan papa dan mamanya jadi semua berjumlah kurang lebih 270. Wah banyak sekali..... Banyak juga anak dan orang tua yang bingung, di kelas mana ia harus berada karena memang ada sebagian kelas dilakukan pengacakan. sehingga kelas anak yang bersangkutan tidak sama lagi. Bisa jadi ia berpisah dengan teman-temannya dulu. Beginilah suasana pagi tadi.. Suasana di halaman sekolah Orang tua sibuk cari buku di toko sekolah

Selamat Datang Tahun Ajaran Baru 2009-2010

Hari Senin, 13 Juli 2009 adalah hari yang bersejarah bagi para siswa di Indonesia. Mengapa? Pada hari tersebut para siswa masuk hari pertama di tahun ajaran baru 2009-2010. Demikian juga dengan siswa-siswi SDK Santa Maria Blitar, tentu mereka telah menunggu-nunggu saat tersebut setelah mereka libur selama satu bulan penuh. Masuk sekolah setelah libur panjang, tentu banyak hal yang bakal terjadi. Ketemu teman-teman, cerita, kelas baru, guru baru, sepatu baru, buku baru, semangat baru….. dan yang baru-baru, Wah pasti seru nih…. Terlepas dari itu semua, tentu ada bebarapa hal yang mesti diperhatikan. Apa itu? • Perlengkapan belajar , buku tulis, alat tulis atau stasionari, juga buku cetak. Sudah lengkapkah? Jika belum segera penuhi. Untuk buku cetak tidak harus baru, bias pinjam dari perpustakaan atau dari kakak kelas. • Seragam : sepatu, baju putih-merah, baju putih-biru, baju batik-putih, kaos olah raga, sepatu, kaos kaki, topi, dll. masihkah layak pakai? • Teman , siapa teman di kelas

Untuk Anak-anak yang Tinggal Kelas

Sedih memang saat melihat teman, saudara, anak, atau murid harus tinggal kelas. Terutama yang mengalaminya, sahabatnya juga gurunya. reaksi pada orang tua bias saja beragam. Ada yang mendampratnya, “Rasain, ya gitu itu kalau tidak nurut sama mama!”, atau “Dasar anak bodoh!” Perlukah reaksi seperti itu? Haruskah kita membebankan seluruh kesalahan pada anak? Tentu banyak hal yang memengaruhi hasil belajar anak. Disiplin anak itu sendiri, pendampingan orang tua, lingkungan, ataupun hal-hal lain. Tentu saja ketidaknaikan anak ke kelas berikutnya, tidak begitu saja. Tentu hal tersebut sudah bias diperkirakan sebelumnya. Dianalisis sebelumnya berdasarkan prestasi harian anak tersebut. Biasanya guru sudah melakukan komunikasi dengan orang tua membahas masalah tersebut. Lantas jika memang anak harus tidak tidak naik, siapa yang mesti bertanggung jawab? Bagi orang tua yang emosional, tentu ia akan mendampratnya. Bagi orang tua yang bijaksana tentu akan member nasehat yang bijaksana pula. “Lain